Jakarta-Hujan lebat dengan intensitas tinggi melanda beberapa daerah di Indonesia. Himbauan cuaca ekstrem telah dikeluarkan BMKG sebagai mitigasi dini terjadinya bencana alam. Kab. Bojonegoro dengan luas wilayah yang hampir 40% adalah hutan, berpotensi terjadinya banjir akibat luapan bendungan dan waduk yang ada di Kab. Bojonegoro.
Awal maret, curah hujan lebat dengan intensitas tinggi terjadi di beberapa daerah di Kab. Bojonegoro. Puncaknya pada hari Jum’at (07/03), hujan lebat terjadi dengan durasi cukup Panjang. Mengakibatkan volume air waduk pacal, sebagai penampung air sekaligus pengendali banjir mengalami luapan yang signifikan. Berdampak kepada warga di empat Desa yaitu Desa Sambongrejo, Desa Senganten, Desa Gondang, dan Desa Pajeng Kec. Gondang terdampak Banjir Bandang yang terjadi hingga Sabtu dini hari.
Luapan air mencapai setinggi lutut orang dewasa, yang mengakibatkan beberapa infrastruktur seperti jembatan rusak, fasilitas Kesehatan dan perumahan warga turut terendam, hingga beberapa pohon tumbang. Banjir menjadi persolan yang hampir sering dialami warga sekitar Ketika curah hujan cukup tinggi, mengingat letak wilayah Kec. Gondang Sebagian besar adalah hutan.
Perlu langkah nyata antara pemerintah dan masyarakat serta berbagai pihak untuk mengurai persoalan banjir yang terjadi di Kab. Bojonegoro. Salah satu langkah cepat yang diambil Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono adalah melakukan silaturahmi ke Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, kamis (13/03), di Kantor Perhutani Jakarta. Dalam lawatannya, Setyo Wahono menyampaikan isu lingkungan di Bojonegoro dan potensi geografis yang dapat dikelola bersama Perhutani dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Bupati Bojonegoro menjelaskan bahwa Perhutani adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya Pemkab Bojonegoro mensejahterakan masyarakat, sehingga perlu adanya inovasi pengelolaan hutan sebagai sumber daya alam yang terbarukan. Seperti pembangunan sudetan kali di lahan perhutani dan embung sebagai penampung sumber air untuk cadangan dimusim kemarau hingga pengendali banjir.
Setyo Wahono menambahkan, bahwa hutan harus dirawat Bersama-sama oleh seluruh pihak, Pemkab Bojonegoro mencanangkan adanya reboisasi sebagai bentuk menjaga ekosistem hutan. Sehingga fungsi hutan Kembali secara maksimal, termasuk menjaga sumber mata air. Dan untuk menjaga nilai ekonomi dari hutan, Pemkab berupaya menggali potensi baru dari hutan dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
“Harapan kami, beberapa opsi dari kami bisa menjadi bahan pertimbangan Perhutani sebagai upaya Bersama menangani banjir. Dan tentunya potensi yang ada di Kawasan hutan bisa dikolaborasikan untuk kemakmuran dan kebanggan masyarakat Bojonegoro.” Terang Setyo Wahoyo.
Kunjungan tersebut disambut baik oleh Direktur Utama Perhutani yakni Wahyu Kuncoro, pihaknya menjelaskan bahwa Perhutani siap menjadi mitra siapapun untuk terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan Bersama-sama merawat lingkungan. “Kami siap berkolaborasi dengan Pemkab Bojonegoro untuk menangani banjir di wilayah hutan Bojonegoro.” Ungkap Wahyu Kuncoro.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |