Bojonegoro-, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) terus berupaya memperkuat ketahanan air dan pangan daerah melalui revitalisasi dan pembangunan embung. Upaya ini menjadi bagian dari program Quick Win Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah dalam 100 hari kerja pertama mereka.

 

Embung memiliki fungsi strategis dalam menyediakan cadangan air bagi pertanian, konservasi air, pengendalian banjir, hingga rekreasi. Di Kabupaten Bojonegoro, peran embung sangat vital terutama di daerah rawan kekeringan.

 

Rabu (30/4), bertempat di Aula Dinas PU SDA, digelar kegiatan “Sosialisasi Optimalisasi Pendayagunaan Embung dan Ketersediaan Air Irigasi” sekaligus Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Dinas PU SDA dan Kepala Desa terkait program revitalisasi dan pembangunan embung.

 

Kepala Dinas PU SDA, Helmy Elisabeth, menyampaikan bahwa hingga tahun 2024 telah terbangun 433 embung di Kabupaten Bojonegoro, dengan rincian:

 

- 180 embung dalam kondisi baik,

- 149 embung mengalami sedimentasi dan akan dinormalisasi.

- 23 embung dalam kondisi rusak, akan diidentifikasi kelayakannya untuk diperbaiki,

- Beberapa embung kering dan tidak berfungsi optimal sebagai penampungan air.

 

Untuk tahun 2025, terdapat 28 usulan pembangunan dan revitalisasi embung yang telah diverifikasi dan diprioritaskan sebagai berikut:

 

Pembangunan embung baru di 7 titik lokasi :

 

1. Desa Mlinjeng (Kec. Sumberrejo),

2. 2 Titik Desa Duwel (Kec. Kedungadem)

3. Desa Kedungadem (Kec. Kedungadem)

4. Desa Ngaglik (Kec. Kasiman)

5. Desa Banjarjo (Kec. Padangan)

6. Desa Ngasem (Kec. Ngasem).

 

Revitalisasi embung di 17 titik lokasi : 

 

1. Desa Gayam (Kec. Gayam)

2. Desa Sumbergede (Kec. Kepohbaru).

3. Desa Kedungadem (Kec. Kedungadem)

4. Desa Kauman (Kec. Baureno)

5. Desa Pajeng (Kec. Gondang)

6. Desa Teleng (Kec. Sumberrejo)

7. Desa Sumberwangi (Kec. Kantor)

8. Desa Wotan (Kec. Sumberrejo)

9. Desa Gading (Kec. Tambakrejo)

10. Desa Nganti, dua titik (Kec. Ngraho)

11. Desa Nduwel (Kec. Kedungadem)

12. Desa Ngaglik (Kec. Kasiman)

13. Desa Sendangharjo (Kec. Ngasem)

14. Desa Wotanngare (Kec. Kalitidu)

15. Desa Pomahan (Kec. Baureno) dan

16. Desa Megale (Kec. Kedungadem).

 

Helmy menambahkan, dari tujuh lokasi pembangunan embung, tiga di antaranya telah siap dilaksanakan: Desa Ngaglik (Kasiman), Banjarjo (Padangan), dan Ngasem (Ngasem). “Kami berharap ketiga embung ini bisa diselesaikan dalam 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati,” ujar Helmy.

 

Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa persoalan petani adalah prioritas utama. Kabupaten Bojonegoro memiliki luas lahan pertanian sebesar 83.000 hektare dan mencapai total tanam hingga 163.000 hektare dari masa tanam satu hingga tiga masa tanam.

 

“Kabupaten Bojonegoro saat ini menempati peringkat tiga produktivitas pertanian di Jawa Timur, dan target kami pada tahun 2025 adalah naik ke peringkat dua,” terang Nurul.

 

Untuk meningkatkan ketersediaan air bagi petani, Nurul mengusulkan tiga strategi:

 

1. Menambah pembangunan embung baru,

2. Penghematan penggunaan air irigasi dari hulu ke hilir,

3. Revitalisasi embung yang sudah tidak optimal fungsinya.

 

Nurul juga menegaskan bahwa penandatanganan kerja sama dengan Kepala Desa menjadi langkah penting agar pelaksanaan pembangunan embung berjalan pasti dan terkoordinasi dengan baik. Penandatanganan kerja sama dilaksanakan secara simbolis oleh Kepala Dinas PU SDA dan satu perwakilan Kepala Desa serta disaksikan oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah.


By Admin
Dibuat tanggal 30-04-2025
11 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
100 %
Puas
0 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %