Bojonegoro, 17 Oktober 2025 — Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bojonegoro, Ibu Cantika Wahono, menghadiri sekaligus memberikan sambutan dan pengarahan pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Bagi Pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Batik di Kabupaten Bojonegoro, yang berlangsung di Ruang Pertemuan Dharma Wanita. Kegiatan Bimtek ini diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro selama dua hari, mulai Kamis (16/10) hingga Jumat (17/10). Bimtek diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari 18 orang perwakilan Asosiasi Pengrajin Batik dan Eco-print di Bojonegoro.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Bapak Amir Syahid, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk mendorong batik menjadi ikon daerah sekaligus penggerak ekonomi sektor IKM. “Kegiatan ini adalah upaya untuk menjadikan batik sebagai produk unggulan Bojonegoro. Namun, yang tidak kalah penting adalah kesepakatan bersama antar pengrajin untuk menampilkan ciri khas Bojonegoro di setiap motif batik yang dibuat. Dengan demikian, batik Bojonegoro memiliki identitas yang kuat,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan soft skill, memperkuat kolaborasi, serta membuka ruang promosi dan pemasaran produk IKM. “Produk yang baik perlu dikenal. Promosi menjadi kunci agar produk IKM bisa menembus pasar lebih luas, baik lokal maupun global,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam sambutan dan arahannya, Ketua Dekranasda Bojonegoro, Ibu Cantika Wahono, menekankan pentingnya menjaga warisan batik sebagai identitas dan kebanggaan daerah, sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan teknologi digital.
“Batik yang dihasilkan bapak-ibu bukan sekadar kain bergambar, tetapi cerita tentang jati diri, kearifan lokal, dan kreativitas tangan-tangan hebat para pengrajin Bojonegoro. Tugas kita bersama adalah menjaga warisan ini sambil terus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.
Ibu Cantika juga mendorong agar pelaku IKM memanfaatkan media sosial sebagai ruang promosi dan etalase digital, serta memperluas kolaborasi dengan desainer muda, marketplace, hingga industri kreatif lainnya untuk menciptakan produk turunan batik yang bernilai tambah. “Di era digital, inovasi adalah napas bagi industri kecil. Kita harus berkolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, perbankan, akademisi, pelaku usaha, dan media dalam semangat kolaborasi yang saat ini bisa disebut hexahelix,” ujarnya.
Mengakhiri arahannya, Ibu Cantika mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan Bimtek ini sebagai momentum perubahan nyata, bukan sekadar kegiatan seremonial. “Mari terus berkarya, berinovasi, dan berkolaborasi. Jadikan Batik Bojonegoro semakin dikenal, dicintai, dan bernilai di mata nasional maupun global,” pungkasnya.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |