Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyelenggarakan pengarahan terkait pengelolaan sampah berbasis komunitas melalui Program Satu Desa Satu Bank Sampah (SDSB). Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (25/9/2025) di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, dengan dihadiri Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro Cantika Wahono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro Luluk Alifah, serta 430 peserta yang terdiri dari sekretaris desa se-Kabupaten Bojonegoro.
Dalam paparannya, Kepala DLH Bojonegoro Luluk Alifah menyampaikan bahwa timbulan sampah di Bojonegoro mencapai sekitar 360 ton per hari, namun kapasitas pengangkutan baru sekitar 65 ton. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen sampah harus dikelola langsung dari sumbernya, baik rumah tangga, desa, maupun komunitas. Bank sampah menjadi solusi agar sampah bernilai ekonomis dapat didaur ulang dan menciptakan ekonomi sirkuler. Saat ini terdapat 176 bank sampah, dengan 65 di antaranya yang aktif. Oleh karena itu, diperlukan penguatan kelembagaan dan peran komunitas dalam mendukung pengelolaan sampah.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat pemahaman tentang pentingnya pengelolaan sampah berbasis komunitas, sekaligus memberikan pengarahan Program SDSB sebagai strategi Kabupaten Bojonegoro dalam mengurangi timbulan sampah sejak dari sumber. Melalui forum ini, diharapkan seluruh desa dan kelurahan di Bojonegoro memiliki komitmen, kesiapan, serta langkah nyata untuk membentuk dan mengaktifkan bank sampah di wilayah masing-masing. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk membangun sinergi antara pemerintah, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mendukung pencapaian target nasional, sekaligus memperkuat visi Bojonegoro Bahagia, Makmur, dan Membanggakan.
Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah menekankan bahwa sampah memang sering dianggap sebagai barang yang tidak berharga, tetapi jika dikelola dengan baik dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Sampah adalah persoalan, namun ketika ditangani dengan benar bisa menjadi berkah dan menghasilkan rupiah. Melalui pengelolaan sampah, Bojonegoro bahkan berhasil masuk 30 besar Lomba Inovasi Sinovic. Saat ini pengelolaan sampah telah menjadi bagian dari kewenangan pemerintah desa, dan peran aktif dari perangkat desa, khususnya sekretaris desa, sangat penting untuk mendorong masyarakat agar terbiasa memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah.
Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro Cantika Wahono menambahkan bahwa isu sampah tidak dapat dipandang sebelah mata. Pengelolaan sampah berbasis komunitas menjadi bukti bahwa masyarakat tidak hanya berperan sebagai penyumbang sampah, tetapi juga bagian dari solusi. Program SDSB menjadi langkah nyata bahwa setiap desa harus mampu mengelola sampah sekaligus mendorong ekonomi sirkuler berbasis masyarakat. PKK sendiri memiliki peran strategis melalui gerakan keluarga yang dimulai dari rumah tangga, seperti membiasakan memilah sampah keluarga. Kehadiran PKK hingga ke lingkup terkecil di masyarakat menjadi penggerak penting dalam perubahan perilaku, sosialisasi, pengembangan ekonomi kreatif, dan dukungan nyata terhadap penguatan bank sampah.
Para peserta yang hadir menyatakan siap mendukung dan mengaktifkan kembali Program Satu Desa Satu Bank Sampah di masing-masing desa. Dengan komitmen bersama tersebut, Kabupaten Bojonegoro optimistis dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan serta memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat.
|
|
|
|
|
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |