Bojonegoro 13  Agustus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro bersama tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar rapat koordinasi (rakor) untuk memaparkan laporan kemajuan masterplan penanganan bencana, kelestarian lingkungan, ketahanan pangan, dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah rawan bencana (T.A. 2025).

Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah hadir dan memberikan arahan, didampingi oleh Kepala Bappeda Bojonegoro Achmad Gunawan dan Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro Imam Solikhin. Masterplan ini bertujuan untuk menciptakan peta jalan masa depan Bojonegoro dalam menjaga kelestarian bumi, melindungi warganya, dan memastikan setiap program pembangunan membawa manfaat berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Kepala Bappeda Achmad Gunawan memaparkan tantangan yang dihadapi Bojonegoro. Dulu, bencana banjir identik dengan luapan Bengawan Solo di wilayah utara. Namun, kini kecenderungan banjir bergeser ke wilayah selatan, seringkali berupa banjir bandang. Di sisi lain, kekeringan semakin meluas dan degradasi lingkungan mengancam.

"Masterplan ini disusun untuk mengubah kerentanan menjadi kekuatan, risiko menjadi peluang, dan tantangan menjadi prestasi pembangunan," ujar Achmad Gunawan.

Masterplan ini akan menekankan tiga hal strategis:

Pengembangan program yang tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada ketahanan sosial ekonomi masyarakat.

Pembangunan berbasis kawasan yang memperhatikan risiko dan potensi lokal.

Keberlanjutan program melalui kolaborasi berbagai sektor dan partisipasi aktif masyarakat.

Dokumen ini diharapkan menjadi pedoman pembangunan Bojonegoro untuk 5-10 tahun ke depan dan akan diintegrasikan ke dalam arah kebijakan daerah.

Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro, Imam Solikhin, menegaskan pentingnya masterplan ini sebagai esensi dari tugas seluruh pihak di birokrasi. Ia menyoroti ironi kekayaan alam dan aktivitas ekonomi yang tinggi di Bojonegoro, di saat yang sama, angka kemiskinan dan pengangguran juga masih tinggi. "Kami berharap masterplan ini melahirkan ide-ide luar biasa dan menjadi landasan kolaborasi untuk membangun Bojonegoro yang lebih baik dan maju," kata Imam.

Sementara itu, Wakil Bupati Nurul Azizah menggarisbawahi bahwa masterplan ini adalah upaya penting untuk menjawab tantangan daerah, seperti menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi pengangguran.

"Meskipun Bojonegoro kaya akan air, kondisi ini justru menyebabkan banjir saat curah hujan tinggi dan kekeringan saat kemarau," jelas Nurul Azizah. "Dengan 72% penduduk berprofesi sebagai petani, bencana ini sangat berdampak. Oleh karena itu, kita tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan bantuan UGM yang sudah berpengalaman."

Wabup Nurul Azizah juga menyoroti data kebencanaan di tahun 2024, di mana 46 desa dan 13 kecamatan terdampak banjir, sementara kekeringan melanda 33.000 kepala keluarga. Untuk itu, ia menekankan pentingnya:

Normalisasi sungai di desa-desa yang menjadi langganan banjir tahunan.

Informasi dini kepada masyarakat terkait cuaca, terutama untuk petani, agar dapat menyesuaikan masa tanam.

Penataan ruang terbuka hijau (RTH) yang sesuai aturan, yaitu 20% untuk publik dan 10% untuk privat. Wabup juga meminta OPD terkait untuk membedakan karakter tanaman, antara tanaman hias, peneduh, atau tanaman yang berfungsi menyerap air.

Selanjutnya, masterplan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi hutan Bojonegoro yang mencapai 95.800 hektar, sekaligus mengatasi tantangan degradasi lahan dan kerentanan masyarakat.

Kajian Hutan Pangan Berbasis Agroforestri: Solusi Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal
Dalam laporannya, tim kajian menyoroti pentingnya pengembangan hutan pangan berbasis agroforestri sebagai solusi berkelanjutan. Kajian ini mencakup analisis tutupan dan tata guna lahan, identifikasi vegetasi pangan potensial, serta strategi konservasi. Selain itu, tim juga membuat peta tematik yang meliputi peta tutupan lahan, peta kesesuaian lahan agroforestri, dan peta risiko kebencanaan.

Dari hasil observasi lapangan, beberapa kecamatan di Bojonegoro, seperti Temayang dan Margomulyo, telah menerapkan pola tanam agroforestri dengan metode random mixture. Sementara itu, kecamatan lain seperti Dander, Padangan, dan Ngraho menggunakan metode trees along border. Tanaman pangan lokal yang diidentifikasi memiliki potensi besar, antara lain jagung lokal, singkong, dan kacang tanah, karena sifatnya yang tahan kekeringan dan mudah dibudidayakan. Tanaman umbi lokal seperti gadung dan gembili juga disarankan untuk dilestarikan sebagai sumber pangan alternatif.

Fokus Utama: Mitigasi Bencana dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Masterplan ini memprioritaskan wilayah dengan risiko bencana tinggi, khususnya banjir bandang. Strategi konservasi akan difokuskan pada rehabilitasi tutupan lahan di wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sempadan sungai. Peningkatan kapasitas masyarakat juga menjadi agenda utama, dengan fokus pada peningkatan pengetahuan dan kesadaran, penguatan keterampilan kesiapsiagaan, dan penguatan kelembagaan lokal.

Beberapa wilayah yang menjadi target prioritas antara lain Desa Gondang (Kec. Gondang), Desa Kacangan (Kec. Malo), Desa Bobol (Kec. Sekar), dan Desa Dander (Kec. Dander).

Tantangan dan Rekomendasi: Harmonisasi Kebijakan Lintas Sektor
Meskipun banyak kebijakan yang mendukung, ditemukan kesenjangan serius dalam implementasi di lapangan. Sentralisasi kewenangan kehutanan, lemahnya integrasi antar sektor, dan peran Pemerintah Kabupaten yang belum optimal menjadi hambatan utama.

Sebagai solusinya, masterplan ini merekomendasikan harmonisasi kebijakan melalui revisi regulasi, integrasi program sektoral, dan penguatan kelembagaan lokal seperti LPHD dan LMDH. Harmonisasi ini dianggap sebagai syarat mutlak untuk mewujudkan pengelolaan hutan dan pertanian yang adil, lestari, dan tangguh bencana di Bojonegoro.

"Masterplan ini diharapkan tidak hanya menjadi dokumen teknis, tetapi menjadi kompas yang memandu Bojonegoro untuk membangun baik secara fisik maupun menumbuhkan pola pikir masyarakat agar tujuan pembangunan dapat tercapai," pungkas Nurul Azizah.


By Admin
Dibuat tanggal 13-08-2025
10 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
100 %
Puas
0 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %