BOJONEGORO – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, melakukan monitoring pendistribusian alat instalasi pemanenan air hujan (IPAH) di Desa Bareng, Kecamatan Sekar, pada Senin (26/5/2025). Kegiatan ini juga diikuti oleh Rektor Universitas Bojonegoro (Unigoro) dan Camat Sekar, serta dilanjutkan dengan pemberian bantuan bagi balita stunting.
Sebanyak 45 alat IPAH didistribusikan di lima kecamatan yang pernah mengalami kekeringan. Distribusi meliputi 20 titik di Kecamatan Tambakrejo, 3 titik di Ngraho, 3 titik di Margomulyo, 10 titik di Gondang, dan 9 titik di Sekar. Penerima manfaat alat ini adalah rumah tangga dan komunal.
Cantika Wahono mengapresiasi keberadaan alat IPAH yang merupakan inisiasi dari Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono—Nurul Azizah, sebagai bentuk mitigasi bencana kekeringan. Ia menyoroti toren berkapasitas 1.200 liter yang telah berhasil menampung air hujan yang difiltrasi, terutama setelah hujan merata di seluruh kecamatan. "Monitoring ini sebagai tindak lanjut program quick win pemerintahan Wahono-Nurul dalam rangka 100 hari pertama kerja beliau. Ada sembilan titik di Sekar, nantinya akan diikuti pemasangan di titik lokasi lain," ujar Cantika.
Dalam sambutannya, Cantika Wahono mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan alam Kecamatan Sekar. "Pasti Tuhan itu menciptakan semuanya itu sambil tersenyum pastinya ya dengan bahagia dan ini dibuktikan di Sekar sini di kecamatan Sekar ini bahwa Tuhan menciptakan Kecamatan Sekar juga dengan tersenyum," ucapnya. Ia juga menyoroti potensi besar di Kecamatan Sekar, mulai dari bawang merah hingga jeruk, serta alpukat dan kopi yang ditemui di daerah lain.
Cantika juga menyoroti upaya pengentasan stunting di Bojonegoro. Meskipun angka stunting masih tinggi, angka penurunannya sangat signifikan, yaitu dari 24% menjadi 14%. "10 poin itu prestasi nasional," tegasnya, seraya menekankan perlunya kerja sama seluruh pihak untuk menuntaskan stunting. Ia menambahkan bahwa program quick win pemerintahan Wahono-Nurul akan terus berkelanjutan, termasuk pemasangan IPAH yang akan terus dilanjutkan melalui dana CSR, kerja sama dengan pihak swasta, maupun APBD.
Lebih lanjut, Cantika menjelaskan program PKK yang memiliki 4 Pokja dan 10 program pokok. Ia juga menyoroti adanya 6 Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk Posyandu yang baru disosialisasikan akhir tahun 2024 melalui Permendagri Nomor 13 Tahun 2024. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro merespons dengan memberikan dana sekitar 100 juta rupiah untuk mendukung kegiatan Posyandu 6 SPM di masing-masing kecamatan.
"Dari 6 SPM itu sebenarnya sudah kita lakukan semuanya ibu-ibu. Jadi di PAUD itu kita sudah berjalan juga ya sisi pendidikan, terus sisi kesehatan Posyandu selama ini juga sudah solid sudah bagus tinggal kita kita ini tinggal apa ya istilahnya merangkum semuanya," jelas Cantika. Ia menyebutkan Desa Sukawati, Kecamatan Kapas, sebagai desa percontohan untuk Posyandu 6 SPM di Bojonegoro yang telah masuk 5 besar provinsi dan akan bersaing di tingkat nasional.
Cantika Wahono juga memuji berbagai inovasi yang telah dilakukan di Bojonegoro, seperti program membaca untuk anak-anak di PAUD, serta berbagai program kesehatan dari balita hingga lansia. Ia juga menyoroti adanya mobil siaga di setiap desa. "Semua program yang ada di Bojonegoro itu bagus dan kita itu punya inovasi masing-masing bidang itu pasti punya inovasi," ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Cantika Wahono mengucapkan terima kasih atas sambutan yang luar biasa dan mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga komitmen dan semangat demi Bojonegoro yang bahagia, makmur, dan membanggakan.
|
|
|
|
|
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |