Bojonegoro, Kebahagian terpancar dari raut wajah ratusan petani Desa Kanor Kecamatan Kanor, kebahagian ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kerana bisa menikmati berkah panen raya padi. Bagaimana tidak daerah yang dulunya langganan banjir ini kini bisa menikmati hasil panen padi. Tidak hanya berjoget dan mendendangkan lagu namun semua tumpah ruah larut dalam kebahagian, mulai kaum muda sampai dengan kaum tua.
Kebahagian terasa makin lengkap manakala orang nomor satu di Bojonegoro yakni Bupati Bojonegoro yang akrab dengan Kang Yoto ini ikut serta panen raya padi. Kedatangan Kang Yoto disambut dengan penuh keakraban, tak berselang lama Bupati langsung terjun di sawah memulai panen raya padi yang bertajuk unjuk karya petani Desa Kanor Kecamatan Kanor panen raya padi.
Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Kanor, Djumadi ketika dikonfirmasi humas menjelaskan bahwa panen raya padi khusus di Desa Kanor pada hari ini dengan luasan mencapai 210 hektar. Lahan ini termasuk dalam lahan yang rawan bencana banjir akibat luapan sungai bengawan solo. Biasanya dimusim seperti ini sama sekali mereka tidak menggarap padi. Sehingga siklus pola tanaman mereka adalag padi, pari, banjir. Selama ini jika musim hujan seperti ini apalagi dipuncak musim penghujan lahan pertanian ini menjadi daerah rawa yang tergenang air. Kini mereka justru mampu panen raya, oleh karenanya kebahagian ini rasanya menjadi semacam berkah diawal tahun. Dijelaskan dari luasan 210 hektar ini setiap hektarnya mampu menghasilkan produksi kurang lebih 8 ton. Untuk wilayah Kecamatan Kanor potensi lahan sawah disepanjang sungai bengawan solo seluas 2.761 hektar yang tersebar di 17 desa. Sedangkan yang panen sebelum banjir ini adalah 727 hektar yang tersebar di 8 desa. Yang baru akan dimulai penan pada hari ini seluar 2.034 hektar di 9 desa. Ditambahkan total panen menjelang banjir ini adlah 2.761 hektar dengan produksi 20.127 ton dengan rata-rata produksi per hektar mencapai 7,29 ton. Dengan harga perkilgram 4.200-4.400 rupiah perkilogram untuk Gabah Kering Sawah.
Dijumadi menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan produksi pertanian adalah dengan sistem tanam serempak, hal ini untuk meminimalisir terjadinya serangan hama penyakit. Menurutnya hama yang banyak menyerang lahan pertanian di Bojonegoro adalah hama penggerek batang, tikus dan potong leher yang menurut petani adalah sundep. Penggunaan varietas unggul juga menjadi solusi tepat meningkatkan produksi, pergiliran varietas, sekolah lapang petani untuk peningkatan produksi. Selain itu tanam lebih awal juga disarankan terlebih lagi didaerah yang rawan terjadi banjir luapan sungai bengawan solo.
Hal senada juga diamini oleh Mbah Sarmin petani setempat, menurutnya baru kali ini mereka bisa menikmati panen raya padi. Biasanya dimusim seperti ini mereka justru tidak menikmati hasil apapun karena areal pertanian mereka terendam banjir. Namun karena tanam awal,sebagaimana saran dari PPL , maka kini mereka bisa menikmati berkah sebelum banjir datang. Mbah sarmin mengungkapkan bahwa harga gabah bervariasi sesuai dengan kadar rendemen gabah yang ditanam oleh petani. Harga bervariasi mulai 4.200 sampai dengan 4.400 rupiah perkilogarm. Harapan para petani agar produksi mereka meningkat demikian juga harga jual menjadi tinggi sehingga keuntungan adalah hal nyata.
Unjuk karya panen padi petani kanor ini adalah sebagai bentuk ungkapan syukur bahwasannya dimusim yang biasanya banjir kini mereka merasakan nikmatnya panen. Kedepan mereka berharap kejadian ini tidak hanya sekali namun akan terus terulang dimasa yang akan datang. Dalam upaya peningkatan produksi pertanian ini kini banyak petani yang mulai beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik.(Humas)
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |