Pernahkan anda membayangkan bahwa buah sukun, gembili, uwi dan talas diolah menjadi aneka makanan beragam cita rasa mulai donat gembili, talam talas, brownies, puding. Tidak hanya itu ternyata juga bisa diolah menjadi lauk pauk yang menggugah selera seperti mie goreng sukun, pepes, perkedel, nugget, sate dan sambal goreng. Aneka menu ini disajikan oleh 28 peserta lomba Cipta Menu pangan B2SA yang digelar oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro bekerjasama dengan Kantor Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Senin (13/4).
Menurut Ir Herry Widodo, 15 bahan lokal yang diangkat pada lomba ini banyak tumbuh dan dibudidayakan di Kabupaten Bojonegoro. Dengan lomba ini akan membuat bahan lokal ini semakin dikenal masyarakat serta menjadi bahan pangan non beras yang tersaji. kemudian Penilaian tidak hanya pada tampilan akan tetapi kandungan gizi, cita rasa dan olahan makanan serta kebersihan.
Dewasa kini ketika kepadatan jumlah penduduk terus mengalami peningkatan maka akan berimbas pada terbatasnya jumlah lahan untuk kegiatan produksi dibidang pertanian. Ini ternyata membawa dampak pada menurunnya produk pangan pertanian. Melihat ini sudah saatnya ketergantungan pada beras harus mulai digantikan dengan olahan bahan lokal non beras. Pangan harus makin kreatif tidak hanya pada beras namun sumber lain yang memiliki kandungan gizi dan serat yang sama bisa menjadi alternatif terbaik. Masalah issu pangan sudah menjadi pembahasan dunia internasional demikian pula dengan global warming karenanya kader PKK Bojonegoro harus mempunyai kepekaan dalam masalah ini.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro Hj. Mahfudhoh Suyoto menyampaikan rasa bangganya kepada para kader PKK yang ternyata mampu mengolah bahan lokal menjadi aneka menu yang luar biasa. Menurutnya menu tak sekedar sayur akan tetapi berkembang menjadi aneka bentuk dan rasa. Utamanya adalah menu yang peruntukkannya untuk Balita usia 3 tahun lebih dan kaum Lanjut Usia atau lansia. Bojonegoro memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah diantaranya adalah dibidang pertanian dan peternakan. Potensi tersebut jika digali secara maksimal ternyata mampu menghasilkan produk yang layak konsumsi dan layak jual. Bagaimana dari bahan lokal yang selama ini dianggap tidak mampu menghasilkan nilai tambah ditangan Kader PKK Disulap menjadi sesuatu yang mungkin. Mulai bentuk laun pauk, kudapan, aneka camilan dan menu alternatif seperti bubur dam kolak.
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |