Bojonegoro- Dampak kenaikan harga Kedelai di pasar internasional berimbas kepada para pengrajin tahu dan tempe di Indonesia untuk menentukan langkah distribusinya, apalagi pandemi yang belum berakhir membuat sebagian pelaku usaha kian lesu bahkan gulung tikar, tanpa kecuali yang dirasakan pelaku usaha tahu tempe di Bojonegoro.
Ini merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah, dimana pemerintah harus hadir untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan pemulihan perekonomian masyarakat di masa pamdemi.
Bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hari ini (27/8) Pemkab gelontorkan bantuan sebanyak RP. 276.000.000 untuk pelaku industri tahu - tempe.
Direktur PT. ADS, Lulu M Syahril Majidi mengatakan, Pemkab sebagai pemilik PT ADS berupaya menjaga asset/potensi daerahnya salah satunya yaitu industri rumahan. “Kita tahu bahwa harga kedelai sedang tidak stabil dan dampaknya sangat terasa bagi pengrajin tahu dan tempe. Semoga melalui program CSR yang ada di PT. ADS, dapat meringankan biaya produksi bagi pengrajin tahu tempe di Bojonegoro.” Ungkapnya.
Bupati Bojonegoro menyampaikan, bahwa sebelum adanya penyaluran bantuan ini, Pemkab telah mediasi langsung dengan para pengrajin "kami menerima banyak keluhan atas permasalahan yang dihadapi, dan kami sama-sama mencari solusi utk pecahkan persoalan ini" terang Bupati. Menurutnya industri rumah tangga harus terselamatkan, harus tetap produktif ditengah pandemi, sehingga kebutuhan pasar tidak terbengkalai dan ekonomi masyrakat berangsur pulih.
“Kita mencoba melalui PT. ADS sesuai aturan, terdapat dana sosial atau dana pemberdayaan sebesar 2,5% yang dapat digunakan untuk industri rumahan. Meski jumlahnya tidak besar, setidaknya ini dapat digunakan dan bermanfaat untuk membantu menjaga produksi untuk tetap berjalan" harap Bupati.
Sangat Puas
100 % |
Puas
0 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
0 % |