Penghargaan bukan satu satunya tujuan, namun bagaimana kita berbuat dan berperan dalam memberikan manfaat dan kedayagunaan adalah sesuatu yang penting. Apalagi menjaga kelestarian alam kita, menjaga kelangsungannya dan keseimbangan antara alam dan lingkungan serta ekosistem adalah syarat mutlak agar peradaban yang kita bangun tidak mengalami kehancuran. 

Alam dan lingkungan menjadi salah satu faktor kunci kelangsungan sebuah kehidupan tidak hanya untuk diri sendiri namun seluruh mahluk baik manusia, tumbuhan maupun binatang. Lalu adakah langkah riil yang bisa diupayakan untuk menjaga peradaban kita?...yang menjad pertanyaan apakah aktifitas kita selama ini mengarah pada menjaga ataukah justru sebaliknya. Lalu ketika bencana mendera seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan lain sebagainya, apakah semua karena takdir yang memang telah digariskan Tuhan untuk kita. Tidakkah semua itu terjadi ternyata adalah karena sesuatu yang kita lakukan?....

Kini ketika isu “ Global Warming” dan isu lingkungan hidup banyak didegungkan, apakah kita sebagai pemerhati ataukah kita pelaku yang ikut serta untuk memperbaiki tatanan lingkungan hidup kita. Adakah langkah kita yang konkrit yang telah kita sedang upayakan ataupun telah lakukan mungkin saja sedang direncanakan. Semua tidak berpangkal pada penghargaan akan tetapi bagaimana membuat kesadaran yang semakin meningkat dalam sisi lingkungan hidup kita. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam bidang penataan lingkungan

Salah satunya adalah bagaimana menyiapkan generasi yang memiliki wawasan lingkungan dan peduli akan kelestarian lingkungan hidup kita. Alam kita telah banyak memberikan kita kontribusi dari masa ke masa, semua disediakan secara percuma tanpa pungutan dan bayaran. Lalu bagaimana kita bisa membalas semua kebaikan yang sudah diberikan oleh alam kita? Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tidak hanya menggerakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seperti Badan Lingkungan Hidup dan lain sebagainya, namun juga mulai merambah pada generasi muda yakni mulai jenjang sekolah. Eco Green School yang dikembangkan saat ini memang baru 11 sekolah mulai jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) ditahun 2014. Untuk Tahun 2015 ini akan ditingkatkan di 23 sekolah yang berada di pusat kabupaten Bojonegoro, kemudian akan meningkat berjenjang hingga 28 kecamatan di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Konsep Eco Green School ini adalah pengelolaan lingkungan hidup dengan melibatkan sekolah-sekolah dalam hal ini objek utama adalah para siswa. Siswa dinilai lebih mengena jika dibandingkan langsung dimasyarakat, karena dari para siswa ini nantinya diharapkan akan menjadi kepanjangan tangan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar mereka baik saat berada disekolah ataupun ditengah masyarakat. Ternyata pilihan ini sangat tepat, karena anak sekolah ini lebih mudah jika dibandingkan kaum dewasa ataupun tua.

Salah satu sekolah di Kabupaten Bojonegoro yang telah berhasil menjalankan eco green school adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri  (SMPN 1 Bojonegoro). Sekolah ini dalam penerapan eco green school sudah pada tataran membangun “kultur sekolah berwawasan lingkungan” dalam setiap harinya. Satu prinsip pasti yang dipegang adalah Sekolah adalah “ dari, oleh dan untuk siswa” mulai dari penataan ruang, lingkungan dan aneka tanaman yang rimbun di SMPN 1 Bojonegoro ini. Diakui oleh Kepala SMPN 1 Bojonegoro, Penciptaan kultur pendidikan berwawasan lingkungan  ini tidak serta merta terjadi begitu saja namun membutuhkan proses yang panjang salah satunya adalah pelibatan siswa dalam masalah lingkungan dari hal terkecil yakni membuang sampah dan lain sebagainya. Untuk menimbulkan jiwa yang sadar terhadap lingkungan ini pula setiap siswa ini dibentuk sebuah tim creative yang  bertanggungjawab dalam masalah penanganan lingkungan, mulai kebersihan sekolah, merawat tanaman dan pengelolaan limbah baik limbah alami dan limbah lainnya.  Tidak hanya siswa semua ini semakin lengkap dengan dukungan, wali murid, guru dan tentunya adalah kepala sekolah. Untuk menguatkan rasa cinta terhadap lingkungan ini adalah dengan “ SAHADUPO” yakni Satu Hati Dua Pohon. Setiap anak menanam dua tanaman, kemudian mereka pula yang bertanggungjawab untuk memelihara dan merawat mereka. Tidak hanya itu saja untuk meningkatkan kecintaan terhadap alam ini pula para siswa juga melakukan pengolahan sampah organik dilingkungan sekolah menjadi pupuk organik. Dan untuk sampah non organik seperti plastik dan lain sebagainya juga dimanfaatkan untuk ajang pengembangan kreativitas anak-anak, mulai aneka kerajinan tangan berbahan limbah. Yang membuat sekolah ini mampu mengembangkan kultur pendidikan berbasis lingkungan adalah tidak lepas dari keterlibatan siswa. Kreatifitas pelajar-pelajar ini tidak hanya sebatas mengelola lingkungan akan tetapi juga mencari terobosan lain semisal produksi limbah menjadi aneka jenis pupuk.

Dari 11 Sekolah yang masuk dalam eco green school di Bojonegoro ini ternyata membawa dampak yang demikian signifikan, mulai terbentuknya perilaku siswa yang semakin peduli dengan lingkungan, yang dikembangkan menjadi beragam kreatifitas. Tidak hanya sebatas itu dalam rangka menyiapkan generasi yang peduli lingkungan ini diterapkan dalam berbagai bidang mulai dari pelibatan siswa dalam berbagai kegiatan semisal penanaman satu milyard pohon sampai dengan pelibatan siswa dalam kegiatan berwawasan lingkungan salah satunya yang kini gencar dilakukan adalah siswa peduli lingkungan. Mereka tidak hanya menjadi peserta akan tetapi adalah pelaku aktif mulai dari lingkungan sekolah. Penggarapan siswa peduli lingkungan ini diantaranya adalah mengajak para siswa untuk konsen terhadap lingkungan diantaranya pada  konservasi alam dan lahan kritis,  pembuatan biopori, pemanfaatan limbah dan sampah sampai dengan pada sisi enterpreuner dari bahan sampah dan limbah. 


By Admin
Dibuat tanggal 25-03-2015
491 Dilihat
Bagaimana Tanggapan Anda?
Sangat Puas
100 %
Puas
0 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
0 %